WISATA ALAM PULAU NATUNA

Gugusan Kepulauan Natuna juga memiliki
pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga keasriannya.
Natuna demikian elok dan memiliki banyak
potensi.Pengunjung dapat menemukan wisata pantai, seperti Pantai Tanjung,
Pantai Sebagul, Pantai Teluk Selahang, Pantai Setengar, dan sebagainya.
Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar snorkling,
pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air

Pulau
Natuna adalah kabupaten dari Propinsi Kepulauan Riau. Pulau ini terletak di
Laut Cina Selatan antara Semenanjung Malaysia, Borneo, Vietnam dan Kamboja.
Untuk mencapai Pulau Natuna dari Pulau Batam harus menyeberang dengan kapal
penumpang ke Tanjung Pinang selama 1 jam, dan dari Tanjung Pinang menggunakan
pesawat kecil ke Bandara khusus AU di Ranai, Pulau Natuna
Gugusan pulau di kawasan utara Provinsi
Kepulauan Riau itu disebut. Tanah dan lautnya sangat kaya akan berbagai barang
tambang, seperti pasir kuarsa, gas alam, dan minyak bumi.
Di perairan lautnya yang dalam terkandung kekayaan
alam berwujud ikan dan biota laut lainnya. Belum lagi keelokan pantai dan
keindahan terumbu karang yang sangat menawan. Bagi warga Natuna, Pulau Natuna
Besar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya lebih sering disebut sebagai
Bunguran.
Menurut legenda, penghuni pertama Pulau Natuna
Besar adalah Demang Megat. Alkisah, ada seorang anak yang terbawa hanyut
sebatang kayu. Anak itu, menurut kisah, berasal dari Siam (Thailand). Kala itu
pulau tersebut belum bernama.
Air laut yang menghanyutkan kayu itu kemudian
mendamparkannya di sebuah pulau. Entah atas kekuatan dari mana tiba-tiba anak
itu berubah besar dan berbulu. Dialah yang kemudian disebut Demang Megat. Oleh
Wan Tarhusin, warga Natuna yang mengisahkan legenda itu, Demang Megat juga
memiliki kekuatan dan kesaktian.
Demang Megat, yang menjadi penghuni pertama Pulau
Natuna Besar itu, kemudian menikah dengan seorang putri Kerajaan Johor bernama
Engku Fatimah. Kala itu Engku Fatimah tengah berlayar menuju gugusan Kepulauan
Natuna dan kemudian mendarat di pantai Pulau Natuna Besar. Di bawah sebuah
pohon besar bernama bungur di pulau itulah Engku Fatimah bertemu dengan Demang
Megat. Karena saling terpikat, mereka kemudian menikah dan tinggal di pulau
itu. Dari nama pohon tempat pertemuan antara Engku Fatimah dan Demang Megat
itulah tanah atau pulau itu kemudian disebut Bunguran.Pernikahan itu berjalan
langgeng dan merupakan berkah bagi Engku Fatimah. Sebelumnya ia telah 40 kali
menikah, tetapi tak berapa lama setelah menikah suaminya selalu meninggal.
Hanya bersama Demang Megat perkawinan Engku Fatimah bisa langgeng. Oleh
Kerajaan Johor, Demang Megat kemudian digelari Datuk Kaya. ”Gelar itu diberikan
untuk yang pertama kalinya, dan gelar itu merupakan gelar tertinggi,”
Keberagaman itu membuat Natuna menjadi makin
kaya. Tidak hanya karena sumber daya alam yang dimilikinya dan segala potensi
kelautan yang menjadi anugerahnya, tetapi juga kekayaan latar belakang warga
yang mendiaminya. Sejarah, legenda, dan nama kemudian menjadi latar belakang
yang menjadikan apa yang terjadi saat ini makin berurat-berakar. Umumnya,
legenda mengisahkan tentang pertemuan aneka suku bangsa di tempat yang baru dan
tak bernama. Di Natuna, saat ini pertemuan itu makin mendapat makna karena
perjumpaan lebih banyak budaya, suku, dan bangsa, yang tentu saja diharapkan
makin memperkaya Natuna.

Post a Comment for "WISATA ALAM PULAU NATUNA"