Festival Pacu Jalur di Kuansing

Kabupaten Kuansing (singkatan dari “Kuantan Singingi”), juga
sering disebut dengan Rantau Kuantan atau daerah perantauan orang-orang dari
Minangkabau. Di Kabupaten Kuantan Singingi ini ada sebuah perlombaan
tradisional yang sangat populer, yaitu perlombaan “Pacu Jalur”. Festival Pacu
Jalur merupakan salah satu budaya kebanggaan masyarakat Provinsi Riau,
khususnya masyarakat Kuantan Singingi.
Peserta Festival Pacu Jalur, RiauFestival Pacu Jalur Taluk
Kuantan adalah sebuah perlombaan mendayung di sungai dengan menggunakan sebuah
perahu panjang yang terbuat dari kayu pohon. Panjang perahu ini bisa mencapai
25 hingga 40 meter. Festival Pacu Jalur ini merupakan acara adat yang sudah
turun temurun di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Sejak ratusan tahun yang
lalu, budaya tersebut sudah diselenggarakan oleh masyarakat Kuansing hingga
sampai sekarang. Festival ini merupakan festival tahunan terbesar bagi
masyarakat di daerah Kabupaten Kuansing, khususnya Taluk Kuantan. Karena di
Kota Taluk Kuantan ini melintang Sungai Kuantan yang merupakan arena perlombaan
Pacu Jalur ini.
Pada awalnya, Pacu Jalur hanya diselenggarakan oleh
desa-desa yang berada di sepanjang Sungai Kuantan. Festival tersebut diadakan
untuk memperingati sekaligus memeriahkan hari-hari besar umat Islam. Seperti
Maulud Nabi, Idul Fitri atau Tahun Baru Muharam (1 Sura). Namun setelah
kemerdekaan Republik Indonesia, Festival Pacu Jalur Kuantan juga
diselenggarakan untuk merayakan Hari Kemerdekaan RI. Biasanya festival ini
dilaksanakan pada tanggal 23-26 Agustus setiap tahunnya di Pulau Sumatera.
Festival Perlombaan Pacu Jalur KuantanPacu Jalur Taluk
Kuantan adalah sebuah permainan tim yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki
yang berusia antara 15 sampai 40 Tahun. Sebuah tim akan berlomba dengan tim
lainnya dalam mendayung perahu masing-masing. Dalam bahasa penduduk setempat,
kata “Jalur” berarti “perahu”.
Jumlah pendayung perahu/Jalur berkisar antara 50 sampai 60
orang (tergantung dari panjang perahu). Anggota sebuah Jalur disebut “anak
pacu” yang terdiri atas “Tukang Kayu”, “Tukang Concang” (komandan atau pemberi
aba-aba), “Tukang Pinggang” (juru mudi), “Tukang Onjai” (pemberi irama di
bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan), dan “Tukang Tari” (yang
membantu tukang Onjai dalam memberi tekanan yang seimbang, agar Jalur dapat
berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama). Selain pemain, dalam lomba
Pacu Jalur juga ada wasit dan juri yang bertugas mengawasi jalannya perlombaan
dan menetapkan pemenang.
Sebagai catatan, ukuran dan kapasitas Jalur serta jumlah
Anak Pacunya dalam lomba ini tidak dipersoalkan. Karena sebuah mitos, bahwa
kemenangan ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu (yang dijadikan
Jalur) serta kesaktian sang pawang dalam “mengendalikan” Jalur.
Perlombaan Pacu Jalur Taluk Kuantan memakai penilaian
“sistem gugur”. Sehingga peserta yang kalah tidak boleh turut bermain kembali.
Sedangkan para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama.
Selain itu juga menggunakan “sistem setengah kompetisi”. Dimana setiap regu
akan bermain beberapa kali, dan regu yang selalu menang hingga perlombaan
terakhir akan menjadi juaranya.
Perlombaan meriah ini dimulai dengan tanda yang cukup unik,
yaitu dengan membunyikan meriam. Bagi Anda yang belum terbiasa mendengar suara
meriam ini jangan kaget. Meriam ini digunakan karena bila memakai peluit, suara
peluit tidak akan terdengar oleh peserta
lomba. Karena luasnya arena pacu dan hiruk pikuk penonton yang menyaksikan
perlombaan.
Pada dentuman pertama Jalur-Jalur (perahu-perahu) yang telah
ditentukan urutannya akan berjejer di garis start. Pada dentuman kedua, mereka
akan berada dalam posisi siap untuk mengayuh dayung. Dan setelah wasit
membunyikan meriam untuk yang ketiga kalinya, maka dimulailah perlombaan Pacu
Jalur tersebut. Setiap regu akan berlomba memacu (mengayuh) Jalurnya dan
mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk mencapai garis finish.
Sebelum acara puncak festival Pacu Jalur ini dimulai, Anda
terlebih dahulu akan dihibur dengan penampilan tari-tarian dan nyanyian daerah
untuk menghibur peserta dan masyarakat yang menyaksikan acara ini. Biasanya
festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan ribuan atlet dayung.
Festival Pacu Jalur Taluk Kuantan ini juga disaksikan oleh ratusan ribu
penonton, serta menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pastikan, Anda tidak melewatkan acara tahunan ini apabila tengah berlibur di
Provinsi Riau.
Post a Comment for "Festival Pacu Jalur di Kuansing"